Saturday, April 16, 2016
Home »
» Kapal / Perahu Nabi Nuh DiTemukan
Kapal / Perahu Nabi Nuh DiTemukan
Subhanallah : Perahu Nabi Nuh, Ditemukan Melalui Penelitian Ilmiah (revised and completed)
Umat Nabi Nuh A.S yang ditenggelamkan oleh Allah SWT karena kedurhakaannya seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an, sudah menemukan pembuktian kebenarannya secara ilmiah. Sejak tahun 1949, sudah ditemukan lokasinya dan kemudian dilakukan penggalian oleh penelitian tim antropolog yang dipimpin oleh Prof. Ron Wyatt di Turki sejak tahun 1977. Ini adalah sebagian foto-fotonya.
1. Awal Penemuan
Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter)
Tampak Lokasi
Kemudian, awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)
Tampak2
2. Foto-foto tahun 1999-2000
Seri pemotretan oleh Penerbangan AS IKONOS tahun
1999-2000 tentang dugaan adanya perahu di Gunung Ararat yang tertutup salju.
Kapal Tertutup Salju
3. Peta Lokasi Perahu Nabi Nuh AS
Peta lokasi
4. Terlihat… Perahu Nabi Nuh di atas Gunung Arafat. Jelas kan??
5. Keadaan Perahu Nabi Nuh sebelum dibersihkan
6. Pengukuran di Atas Perahu
7. Struktur Perahu menurut para arkeolog yang menemukannya
Ini Lebih jelasnya
9. Setelah dibersihkan, beginilah bentuk Asli Perahu Nabi Nuh AS yang kuno tapi canggih. Di dalam perahu inilah sedikit umat Nabi Nuh AS diselamatkan Allah SWT dari banjir dahsyat setinggi gunung dan ratusan pasang binatang ikut serta didalamnya.
10. Gambaran suasana terjadinya banjir dalam Injil yang terjadi pada tahun 1300 BC (Sebelum Masehi). Sekitar 25 tahun sebelum zaman Nabi Musa AS atau 1.300 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Lihat perbandingan ukuran perahu dengan Pesawar Modern Jumbo 747.
RANGKAIAN ANALISIS
Sebagaimana disiarkan bahwa sebuah perahu raksasa yang diduga merupakan bahtera nuh telah ditemukan di gunung ararat, Turki. Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September tahun 1960. Setelah puluhan tahun dilakukan penelitian terhadap bahtera itu serta lingkungan sekitarnya, kini, area itu dibuka untuk umum sebagai obyek wisata.
Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan ini ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang memperkirakan banjir dahsyat itu terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli anstronomi, perahu Nabi Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM.
Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, dimulailah kehidupan baru manusia. Mereka yang selamat mulai menyebar. Begitu pula binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan. Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi Nuh mendapat gelar The Second Father of Human Being –Bapak Manusia Kedua. Oleh generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan tahun kemudian menjadi pusat kejayaan Babilonia.
Berikut beberapa fakta penemuan:
The Real Noah’s Ark!
Top Points to Consider
Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Hal ini dalam bentuk sebuah perahu, dengan busur dan bulat runcing buritan.
Panjang persis seperti yang tercantum dalam Alkitab deskripsi, 515 kaki atau 300 hasta Mesir. (Ibrani hasta Mesir tidak akan diketahui Musa yang belajar di Mesir kemudian menulis kitab Kejadian.)
Ini didasarkan pada sebuah gunung di Turki Timur, yang cocok dengan rekening Alkitab, “The tabut beristirahat… Atas pegunungan Ararat” Kejadian 8:4. (Ararat menjadi nama negara kuno Urartu yang menutupi wilayah ini.)
Berisi membatu kayu, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium.
Mengandung teknologi tinggi paduan logam alat kelengkapan, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium terpisah dibayar oleh Ron Wyatt, kemudian dilakukan kemudian oleh Kevin Fisher situs web ini. Aluminium logam dan logam titanium ditemukan dalam peralatan yang logam BUATAN MANUSIA!
Tulang rusuk kayu vertikal di sisi-sisinya, kerangka bangunan terdiri dari sebuah perahu. Reguler pola-pola horizontal dan vertikal dukungan dek tiang juga terlihat di geladak bahtera.
Pendudukan desa kuno di situs bahtera di ketinggian 6.500 ft pencocokan Flavius Josephus ‘pernyataan “Ini tetap akan ditampilkan di sana oleh penduduk untuk hari ini.”
Dr Bill Shea, arkeolog menemukan pecahan keramik kuno dalam jarak 20 meter dari bahtera yang memiliki ukiran di atasnya yang menggambarkan seekor burung, ikan, dan seorang pria dengan palu mengenakan penutup kepala yang memiliki nama “Nuh” di atasnya. Pada zaman dahulu barang-barang ini diciptakan oleh penduduk setempat di desa untuk dijual kepada pengunjung dari dalam bahtera. Bahtera atraksi turis di zaman dahulu dan hari ini.
Diakui oleh Pemerintah Turki sebagai Bahtera Nuh Taman Nasional dan National Treasure. Pemberitahuan resmi penemuannya muncul di surat kabar Turki terbesar pada tahun 1987.
Bangunan untuk menampung pengunjung dibangun oleh pemerintah untuk mengakomodasi wisatawan, ditegaskan, situs ini sangat penting.
Jangkar besar batu-batu itu ditemukan di dekat tabut dan di desa Kazan, 15 mil jauhnya, yang tergantung dari belakang tabut untuk menenangkan yang naik.
Terletak pada tabut Cesnakidag (atau Cudi Dagi) Mountain, yang diterjemahkan sebagai “Doomsday” Mountain.
Dr Saleh Bayraktutan dari Universitas Ataturk menyatakan, “Ini adalah struktur buatan, dan untuk yakin itu Noah’s Ark” Common Sense. Ini artikel yang sama juga menyatakan “Situs ini langsung di bawah gunung Al Judi, disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat istirahat Ark “Houd Surah 11:44
Radar scan menunjukkan pola yang teratur di dalam bahtera kayu formasi, mengungkapkan keels, keelsons, gunnels, bulkheads, ruang binatang, sistem jalan, pintu di kanan depan, dua tong besar di depan 14 ‘x 24′, dan daerah pusat terbuka untuk aliran udara ke semua tiga tingkatan.
sumber: http://www.arkdiscovery.com/noah’s_ark.htm
Nah, berikut ini cerita lain tentang penemuan Kapal Nuh:
POSISI fosil formasi kapal pada ketinggian 15.500 kaki di puncak Gunung Ararat hasil pendeteksian geo radar.
Di bawah ruangan formasi itu ada ruangan, yang diduga adalah kamar-kamar.*UNMUSEUM NEWS Foto “benda asing” yang terlihat di puncak Gunung Ararat, hasil pemotretan udara pada tahun 1959 oleh NATO.*UNMUSEUM NEWS
KEINGINAN untuk menemukan Perahu Nabi Nuh AS, sebenarnya sudah dilakukan orang selama berabad-abad.
Menurut catatan, sebelum Nabi Muhamad SAW lahir pun, sudah ada orang yang ingin menemukan kapal yang penuh misteri itu sesuai dengan petunjuk “Injil” kitab suci orang Kristen. Konon Epiphanius, seorang bishop dari Salames, pernah mencari perahu itu dan melihat peninggalan Nabi Noah (Nuh AS) , masih terdampar di Gunung Guardian yang tertutup salju sangat tebal,
Kemudian pada abad XII juga disebutkan, upaya pencarian kapal ini pernah dilakukan pula oleh Benyamin Tudela, seorang pendeta bangsa Yunani. Ia
mengatakan, bahwa pendahulunya Omar bin al Khatab, seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian dari kapal itu untuk dijadikan bahan bangunan mesjid.
Perdebatan demi perdebatan, mulai muncul di kalangan para ahli sejarah dan agama, tentang di mana tempat sebenarnya kapal Nabi Nuh itu terdampar, karena terdapat perbedaan tempat, di antara kitab suci Bibel dan Al Quran.
Di dalam kitab Bibel disebutkan, bahwa kapal Noah terdampar setelah sekian lama terombang ambing ombak dan gelombang pasang di Gunung Ararat. Namun dalam Alquran disebutkan bahwa kapal itu terdampar di Bukit
(gunung) Judi (daerah Armenia).
“… Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di bukit Judi. Dan dikatakan “binasalah orang-orang zalim.” (QS Surat Hud ayat 44)
Dari hasil penelitian para ahli, ternyata Gunung Ararat sekarang, telah berganti nama beberapa kali.
Pernah bernama Gunung Guardian, dan juga bernama Armenia atau Gunung Judi. Akhirnya setelah melalui penelitian panjang, dengan berdasarkan bukti-bukti sejarah kuno para ahli sejarah dan agama sepakat, bahwa gunung tempat terdamparnya kapal Nabi Nuh itu bernama Gunung Ararat (Injil) atau Gunung Judi (Quran), yang sebenarnya kendati nama yang berbeda
tempatnya itu-itu juga.
Setelah sekian lama tidak terdengar lagi, upaya pencarian kapal Nabi Nuh muncul kembali pada abad XIX.
James Brice, seorang ahli archeology dari Oxford University, pada tahun 1876 dengan biaya dari Yayasannya mengarungi lautan salju di Gunung Ararat Perbatasan Turky mencari kapal misterius itu kembali.
Dalam perjalanan ke puncak Ararat, James Brice dari Inggris, menyatakan menemukan empat buah batu panjang berbentuk tongkat. Ia menduga “batu tongkat itu” merupakan bagian dari tiang layar kapal yang dalam pejalanan waktu puluhan ribu tahun sudah memfosil.
Menjelang akhir abad XIX, yaitu tepatnya tahun 1892, Yoseph Nouri dari Prancis mengulangi perjalanan yang dilakukan James Brice dari rute yang bebeda.
Ia mengklaim, bahwa dirinya telah sampai ke tujuan dan berhasil menemukan perahu Nabi Nuh. Keberhasilannya itu karena kebetulan. Waktu itu sedang musim kemarau sangat panjang, sehingga tidak ada salju yang menutupi permukaan gunung Bahkan ia menegaskan, sempat
berjalan-jalan di tempat yang diduga dek kapal yang panjangnya 300 cubic, persis seperti yang diungkapkan dalam kitab Bibel.
Semua ungkapan dan pernyataan dari “para pemburu Kapal Nabi Nuh“, hingga penghujung abad XIX hanyalah dilukiskan dalam kata-kata dan tulisan saja tanpa bisa divisualisasikan. Karena memang pada waktu itu, tidak ada teknologi fotografi yang mampu mendukung pernyataan mereka, sehingga semua orang yang mendengarnya, merasa penasaran. Apakah omongannya itu benar, atau hanya “bulshit” (bohong) saja.
Waktu terus berjalan. Gandrung mencari perahu Nabi Nuh, seperti hilang ditelan waktu. Hingga pada tahun 1959, Ilham Durupinan, seorang pilot Turky Airforce anggota pasukan NATO mengadadakan pemotretan udara di Gunung Ararat perbatasan Irak, melihat dari rekaman hasil pemotretannya itu “benda asing” dekat puncak salah satu gunung tertinggi di Turky itu, pada
ketinggian 15.500 kaki.
Karena merasa penasaran, para petinggi NATO di basis Turky memerintahkan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi dari Ohio University untuk memeriksa rekaman gambar pemotretan itu.
Setelah meneliti secara seksama, akhirnya disimpulkan bahwa “benda asing” di puncak Ararat itu adalah “perahu“. Ya formasi perahu, yang diduga merupakan peninggalan Nabi Nuh, yang selama ini banyak dicari
para ahli.
Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September tahun 1960.
Pada tahun 1990, Ron Wyat bersama Dr. David Fasold, ahli geologi AS, membawa perlengkapan cangggih, di antaranya metal detector dan geo radar menjejak kembali koordinat tempat yang disinyalir ada formasi perahu Nuh.
Selama empat tahun berturut-turut, ia melakukan penelitian secara detil dan seksama, baik di formasi perahu maupun daerah sekelilingnya, untuk mencari bukti-bukti peradaban setelah dunia itu musnah. Dalam perjalanan kali ini, ia menemukan sebelas batu pipih berlubang, yang rata-rata berat antara empat hingga 10 ton. Batu-batu ini diindikasikan Wyat adalah, sebagai pemberat kapal agar tidak oleng oleh tiupan angin kencang.
Sementara itu dari hasil pengamatan peralatan canggihnya, David Fasold, memperoleh indikasi bahwa batuan formasi perahu yang ditemukannya itu adalah kayu yang sudah berubah menjadi fosil. Pada beberapa lokasi, juga terdapat konsentrasi logam, yang diduga merupakan pengikat balok.
Hasil deteksi dari geo-radarnya, mengindikasikan bahwa di bawah fosil formasi perahu itu ada ruangan yang diduga adalah kamar-kamar. Namun formasi itu, hanya muncul sepertiganya. Diduga pada waktu itu,kemungkinan memang terdampar pada lumpur, sehingga sebagian dari badan kapal, hingga saat ini masih terbenam, yang sekarang setelah ribuan tahun semuanya telah berubah menjadi karang.
Gene Collins, dari Departemen Ilmu Geologi AS, yang tidak percaya begitu saja kepada laporan David Fasold, pada penghujung tahun 2000 bersama satu tim yang terdiri dari 12 orang berbagai disiplin ilmu juga berangkat ke lokasi yang diduga merupakan tempat terdamparnya perahu raksasa Nabi Nuh.
Berangkat bersama tim itu, juga ahli Geologi Kelautan Dr. Robert Balard, yang telah sukses dalam menemukan bangkai Titanic,Istana Cleopatra, dan Benua yang hilang Atlantis.
Menurut Collins, formasi fosil perahu itu diduga kuat adalah benar perahu Nabi Nuh AS. Karena dengan berbagai dalih apa pun, tidak mungkin ada benda asing yang diduga perahu yang sudah memfosil berada pada ketinggian 15.500 kaki tanpa sesuatu sebab. Fosil perahu yang ditemukan itu, merupakan nenek moyang perahu bangsa Sumeria.
Dari uji karbon di sekitar lokasi perahu, ternyata mengandung 4,95 % karbon dan pada beberapa lokasi terdapat kandungan besi yang cukup banyak dari segi tingginya kandungan karbon, hal ini berarti karbon itu berasal dari kayu yang sudah membatu. Padahal di lokasi lain, kandungan karbonnya hanya 1,88% saja yang biasa diperoleh dari kandungan tanah biasa.
Harold Cofins, ahli geologi Tim yang juga bertindak sebagai jurubicara Tim mengungkapkan, bahwa perahu itu terbuat dari kayu species “Sigilata” yang telah diawetkan dengan sejenis ter. Species kayu ini sejenis kayu raksasa, yang kini sudah punah dari muka bumi.
Menurut para ahli biologi kehutanan, kayu jenis ini memiliki keluarga sekitar 200 species, yang beberapa di antaranya masih hidup di Amerika Utara, Pategonia dan Australia.
Tentang masalah banjirnya sendiri, Dr. Balard mengungkapkan bahwa dari bukti-bukti yang ada di ketinggian itu banjir be sar pernah melanda bumi pada 10.000 tahun yl, dan air sempat mencapai ketinggian lebih dari 15.000 kaki.
Untuk mencapai posisi seperti saat ini – hingga munculnya benua-benua dan pulau-pulau – katanya memakan waktu hingga 7.500 tahun.
0 comments:
Post a Comment