اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ Selamat datang di blog putry Terima kasih sudah berkunjung

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, April 22, 2016

Inilah Baitul Makmur, Kiblat Para Malaikat di Langit Ketujuh

Baitul Makmur terletak pada langit ketujuh. Sebagaimana pada hadits ‘sejajar dengan ka’bah’ maknanya “di atasnya”. Ini bukanlah hal yang aneh. Allah atas segala seseuatu Maha Menguasai. Atau maknanya ‘berlawanan arah’ sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.
Lafadz Baitul Makmur disebutkan dalam surat At-Thur.

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

“dan demi Baitul Ma’mur , dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6)

Beberapa pendapat mengenai baitul makmur

Ada beberapa pendapat mengenai tafsir Baitul makmur. Fakhruddin Ar-Razi rahimahullah berkata,

وأما البيت المعمور ففيه وجوه :

الأول : هو بيت في السماء العليا عند العرش ووصفه بالعمارة لكثرة الطائفين به من الملائكة .

الثاني : هو بيت الله الحرام وهو معمور بالحاج الطائفين به العاكفين .

الثالث : البيت المعمور اللام فيه لتعريف الجنس كأنه يقسم بالبيوت المعمورة والعمائر المشهورة ، ”

Adapun Baitul Makmur, maka ada beberapa pendapat:
1.Rumah di langit yang tertinggi di dekat ‘Arsy, disifati dengan “makmur” karena banyaknya yang melakukan tawaf dari golongan malaikat. 
2.Baitullah Al-Haram (Ka’bah) yang di penuhi oleh jemaah haji yang thawaf dan i’tikaf
3.Baitul Makmur dengan menggunakan “Lam ta’rif Al-Jinsi”. Seakan-akan Allah bersumpah dengan rumah-rumah (misalnya ka’bah) yang diramaikan/dimakmurkan dan bangunan-bangunan yang terkenal.1
Baitul makmur adalah “Ka’bah” penduduk langit

Baitul makmur adalah kabah penduduk langit sebagaimana kabah di bumi sebagai pusat ibadah. Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

ثبت في الصحيحين أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في حديث الإسراء بعد مجاوزته إلى السماء السابعة: «ثم رفع بي إلى البيت المعمور, وإذا هو يدخله كل يوم سبعون ألفاً لا يعودون إليه آخر ما عليهم» يعني يتعبدون فيه ويطوفون به كما يطوف أهل الأرض بكعبتهم, كذلك ذاك البيت المعمور هو كعبة أهل السماء السابعة, ولهذا وجد إبراهيم الخليل عليه الصلاة والسلام مسنداً ظهره إلى البيت المعمور, لأنه باني الكعبة الأرضية,

“terdapat dalam Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa saalm bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, ‘kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi”2

Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah berkata,

عن ابن عباس: هو بيت حذاء العرش تعمره الملائكة, يصلي فيه كل يوم سبعون ألفاً من الملائكة ثم لا يعودون إليه. وكذا قال عكرمة ومجاهد وغير واحد من السلف

“Dari Ibnu Abbas: ia adalah rumah yang disekitar ‘Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat shalat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid dan banyak para salaf.”3

Posisnya sejajar di atas ka’bah di bumi

Al-Baghawi rahimahullah berkata,

” والبيت المعمور “، بكثرة الغاشية والأهل، وهو بيت في السماء حذاء العرش بحيال الكعبة

“Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi.”4

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utasimin rahimahullah berkata,

البيت المعمور في السماء السابعة، وهو كما جاء في الحديث: “بحيال الكعبة” وحيال الكعبة هل معناه أنه فوقها؟ وهذا ليس بغريب، والله على كل شيء قدير، أو المعنى: بإزائها، بمعنى أنه كما تعمر الكعبة من أهل الأرض يعمر البيت المعمور من أهل السماء

“Baitul Makmur terletak pada langit ketujuh. Sebagaimana pada hadits ‘sejajar dengan ka’bah’ maknanya “di atasnya”. Ini bukanlah hal yang aneh. Allah atas segala seseuatu Maha Menguasai. Atau maknanya ‘berlawanan arah’ sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.”

Saturday, April 16, 2016

Fakta Baru! Kapal Nabi Nuh Dibuat Dari Kayu Jati Jawa Tengah Dan Jawa Timur


Kapal Nabi Nuh Diduga Berasal dari Nusantara? SEJAK ditemukannya situs kapal Nabi Nuh AS oleh Angkatan Udara Amerika serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 M). dan di muat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 M.

Penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.  Seri pemotretan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, menambah bukti yang memperkuat dugaan kapal Nabi Nuh AS itu. Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana kapal Nabi Nuh AS itu berangkat. Atau di mana kapal Nabi Nuh AS itu dibuat?  Baru-baru ini, gabungan peneliti arkeolog-antropolgy dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh AS itu, menemukan bukti baru.

Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku.  Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.  Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100 persen cocok dengan sample fosil kayu Kapal Nabi Nuh AS. Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film documenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010) yang lalu.

“Saya meyakini 99 persen, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub” Jelas Yeung Wing  Pendapat National Turk  Dr.Mehmet Salih Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan mempopulerkan situs Kapal Nabi Nuh AS, mengatakan: “Perahu ini adalah struktur yang dibuat oleh tangan manusia.” Dalam artikelnya juga mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Al Qur’an, Surat Hud ayat 44. Sedangkan dalam injil: Perahu itu terdampar diatas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).

Menurut penelitian The Noah’s Ark, kapal dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh AS, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke antah beranta, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir yang sangat besar. Berbulan-bulan kemudian, kapal Nabi Nuh AS merapat ke sebuah daratan asing. Ketika air sudah menjadi surut, maka tersibaklah bahwa mereka telah terdampar di puncak sebuah gunung.  Bila fosil kayu kapal itu menunjukan berasal dari Kayu jati, dan sementara kayu jati itu hanya tumbuh di Indonesia pada jaman purba hingga saat ini, boleh jadi Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu tinggal di sana. Saat ini kita dapat menyaksikan dengan satelit, bahwa gugusan ribuan pulau itu (Nusantara), dahulu adalah merupakan daratan yang sangat luas.

Sedangkan Dr.Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 M dari situs kapal Nabi Nuh AS. Tembikar ini memiliki ukiran-ukiran burung, ikan dan orang yang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan Nuh.  Dia menjelaskan, pada jaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di desa itu untuk dijual kepada para peziarah situs kapal. “Sejak jaman kuno hingga saat ini, fosil kapal tersebut telah menjadi lokasi wisata,” ujarnya.

Kapal / Perahu Nabi Nuh DiTemukan


Subhanallah : Perahu Nabi Nuh, Ditemukan Melalui Penelitian Ilmiah (revised and completed)

Umat Nabi Nuh A.S yang ditenggelamkan oleh Allah SWT karena kedurhakaannya seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an, sudah menemukan pembuktian kebenarannya secara ilmiah. Sejak tahun 1949, sudah ditemukan lokasinya dan kemudian dilakukan penggalian oleh penelitian tim antropolog yang dipimpin oleh Prof. Ron Wyatt di Turki sejak tahun 1977. Ini adalah sebagian foto-fotonya.

1. Awal Penemuan

Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter)
Tampak Lokasi
Kemudian, awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)
Tampak2
2. Foto-foto tahun 1999-2000

Seri pemotretan oleh Penerbangan AS IKONOS tahun
1999-2000 tentang dugaan adanya perahu di Gunung Ararat yang tertutup salju.
Kapal Tertutup Salju
3. Peta Lokasi Perahu Nabi Nuh AS
Peta lokasi
4. Terlihat… Perahu Nabi Nuh di atas Gunung Arafat. Jelas kan??

5. Keadaan Perahu Nabi Nuh sebelum dibersihkan
6. Pengukuran di Atas Perahu

7. Struktur Perahu menurut para arkeolog yang menemukannya
Ini Lebih jelasnya
9. Setelah dibersihkan, beginilah bentuk Asli Perahu Nabi Nuh AS yang kuno tapi canggih. Di dalam perahu inilah sedikit umat Nabi Nuh AS diselamatkan Allah SWT dari banjir dahsyat setinggi gunung dan ratusan pasang binatang ikut serta didalamnya.
10. Gambaran suasana terjadinya banjir dalam Injil yang terjadi pada tahun 1300 BC (Sebelum Masehi). Sekitar 25 tahun sebelum zaman Nabi Musa AS atau 1.300 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Lihat perbandingan ukuran perahu dengan Pesawar Modern Jumbo 747.
RANGKAIAN ANALISIS

Sebagaimana disiarkan  bahwa sebuah perahu raksasa yang diduga merupakan bahtera nuh telah ditemukan di gunung ararat, Turki. Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September tahun 1960. Setelah puluhan tahun dilakukan penelitian terhadap bahtera itu serta lingkungan sekitarnya, kini, area itu dibuka untuk umum sebagai obyek wisata.

Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan ini ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang memperkirakan banjir dahsyat itu terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli anstronomi, perahu Nabi Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM.


Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, dimulailah kehidupan baru manusia. Mereka yang selamat mulai menyebar. Begitu pula binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan. Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi Nuh mendapat gelar The Second Father of Human Being –Bapak Manusia Kedua. Oleh generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan tahun kemudian menjadi pusat kejayaan Babilonia.

Berikut beberapa fakta penemuan:

The Real Noah’s Ark!
Top Points to Consider

Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Hal ini dalam bentuk sebuah perahu, dengan busur dan bulat runcing buritan.
Panjang persis seperti yang tercantum dalam Alkitab deskripsi, 515 kaki atau 300 hasta Mesir. (Ibrani hasta Mesir tidak akan diketahui Musa yang belajar di Mesir kemudian menulis kitab Kejadian.)
Ini didasarkan pada sebuah gunung di Turki Timur, yang cocok dengan rekening Alkitab, “The tabut beristirahat… Atas pegunungan Ararat” Kejadian 8:4. (Ararat menjadi nama negara kuno Urartu yang menutupi wilayah ini.)
Berisi membatu kayu, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium.
Mengandung teknologi tinggi paduan logam alat kelengkapan, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium terpisah dibayar oleh Ron Wyatt, kemudian dilakukan kemudian oleh Kevin Fisher situs web ini. Aluminium logam dan logam titanium ditemukan dalam peralatan yang logam BUATAN MANUSIA!
Tulang rusuk kayu vertikal di sisi-sisinya, kerangka bangunan terdiri dari sebuah perahu. Reguler pola-pola horizontal dan vertikal dukungan dek tiang juga terlihat di geladak bahtera.
Pendudukan desa kuno di situs bahtera di ketinggian 6.500 ft pencocokan Flavius Josephus ‘pernyataan “Ini tetap akan ditampilkan di sana oleh penduduk untuk hari ini.”
Dr Bill Shea, arkeolog menemukan pecahan keramik kuno dalam jarak 20 meter dari bahtera yang memiliki ukiran di atasnya yang menggambarkan seekor burung, ikan, dan seorang pria dengan palu mengenakan penutup kepala yang memiliki nama “Nuh” di atasnya. Pada zaman dahulu barang-barang ini diciptakan oleh penduduk setempat di desa untuk dijual kepada pengunjung dari dalam bahtera. Bahtera atraksi turis di zaman dahulu dan hari ini.
Diakui oleh Pemerintah Turki sebagai Bahtera Nuh Taman Nasional dan National Treasure. Pemberitahuan resmi penemuannya muncul di surat kabar Turki terbesar pada tahun 1987.
Bangunan untuk menampung pengunjung dibangun oleh pemerintah untuk mengakomodasi wisatawan, ditegaskan,  situs ini sangat penting.
Jangkar besar batu-batu itu ditemukan di dekat tabut dan di desa Kazan, 15 mil jauhnya, yang tergantung dari belakang tabut untuk menenangkan yang naik.
Terletak pada tabut Cesnakidag (atau Cudi Dagi) Mountain, yang diterjemahkan sebagai “Doomsday” Mountain.
Dr Saleh Bayraktutan dari Universitas Ataturk menyatakan, “Ini adalah struktur buatan, dan untuk yakin itu Noah’s Ark” Common Sense. Ini artikel yang sama juga menyatakan “Situs ini langsung di bawah gunung Al Judi, disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat istirahat Ark “Houd Surah 11:44
Radar scan menunjukkan pola yang teratur di dalam bahtera kayu formasi, mengungkapkan keels, keelsons, gunnels, bulkheads, ruang binatang, sistem jalan, pintu di kanan depan, dua tong besar di depan 14 ‘x 24′, dan daerah pusat terbuka untuk aliran udara ke semua tiga tingkatan.
sumber: http://www.arkdiscovery.com/noah’s_ark.htm


Nah, berikut ini cerita lain tentang penemuan Kapal Nuh:

POSISI fosil formasi kapal pada ketinggian 15.500 kaki di puncak Gunung Ararat hasil pendeteksian geo radar.
Di bawah ruangan formasi itu ada ruangan, yang diduga adalah kamar-kamar.*UNMUSEUM NEWS Foto “benda asing” yang terlihat di puncak Gunung Ararat, hasil pemotretan udara pada tahun 1959 oleh NATO.*UNMUSEUM NEWS

KEINGINAN untuk menemukan Perahu Nabi Nuh AS, sebenarnya sudah dilakukan orang selama berabad-abad.

Menurut catatan, sebelum Nabi Muhamad SAW lahir pun, sudah ada orang yang ingin menemukan kapal yang penuh misteri itu sesuai dengan petunjuk “Injil” kitab suci orang Kristen. Konon Epiphanius, seorang bishop dari Salames, pernah mencari perahu itu dan melihat peninggalan Nabi Noah (Nuh AS) , masih terdampar di Gunung Guardian yang tertutup salju sangat tebal,
Kemudian pada abad XII juga disebutkan, upaya pencarian kapal ini pernah dilakukan pula oleh Benyamin Tudela, seorang pendeta bangsa Yunani. Ia
mengatakan, bahwa pendahulunya Omar bin al Khatab, seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian dari kapal itu untuk dijadikan bahan bangunan mesjid.

Perdebatan demi perdebatan, mulai muncul di kalangan para ahli sejarah dan agama, tentang di mana tempat sebenarnya kapal Nabi Nuh itu terdampar, karena terdapat perbedaan tempat, di antara kitab suci Bibel dan Al Quran.

Di dalam kitab Bibel disebutkan, bahwa kapal Noah terdampar setelah sekian lama terombang ambing ombak dan gelombang pasang di Gunung Ararat. Namun dalam Alquran disebutkan bahwa kapal itu terdampar di Bukit
(gunung) Judi (daerah Armenia).

“… Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di bukit Judi.  Dan dikatakan “binasalah orang-orang zalim.”  (QS Surat Hud ayat 44)

Dari hasil penelitian para ahli, ternyata Gunung Ararat sekarang, telah berganti nama beberapa kali.
Pernah bernama Gunung Guardian, dan juga bernama Armenia atau Gunung Judi. Akhirnya setelah melalui penelitian panjang, dengan berdasarkan bukti-bukti sejarah kuno para ahli sejarah dan agama sepakat, bahwa gunung tempat terdamparnya kapal Nabi Nuh itu bernama Gunung Ararat (Injil) atau Gunung Judi (Quran), yang sebenarnya kendati nama yang berbeda
tempatnya itu-itu juga.

Setelah sekian lama tidak terdengar lagi, upaya pencarian kapal Nabi Nuh muncul kembali pada abad XIX.
James Brice, seorang ahli archeology dari Oxford University, pada tahun 1876 dengan biaya dari Yayasannya mengarungi lautan salju di Gunung Ararat Perbatasan Turky mencari kapal misterius itu kembali.

Dalam perjalanan ke puncak Ararat, James Brice dari Inggris, menyatakan menemukan empat buah batu panjang berbentuk tongkat. Ia menduga “batu tongkat itu”  merupakan bagian dari tiang layar kapal yang dalam pejalanan waktu puluhan ribu tahun sudah memfosil.
Menjelang akhir abad XIX, yaitu tepatnya tahun 1892, Yoseph Nouri dari Prancis mengulangi perjalanan yang dilakukan James Brice dari rute yang bebeda.

Ia  mengklaim, bahwa dirinya telah sampai ke tujuan dan berhasil menemukan perahu Nabi Nuh. Keberhasilannya itu karena kebetulan. Waktu itu sedang musim kemarau sangat panjang, sehingga tidak ada salju yang menutupi permukaan gunung Bahkan ia menegaskan, sempat
berjalan-jalan di tempat yang diduga dek kapal yang panjangnya 300 cubic, persis seperti yang diungkapkan dalam kitab Bibel.

Semua ungkapan dan pernyataan dari “para pemburu Kapal Nabi Nuh“, hingga penghujung abad XIX hanyalah dilukiskan dalam kata-kata dan tulisan saja tanpa bisa divisualisasikan. Karena memang pada waktu itu, tidak ada teknologi fotografi yang mampu mendukung pernyataan mereka, sehingga semua orang yang mendengarnya, merasa penasaran. Apakah omongannya itu benar, atau hanya “bulshit” (bohong) saja.

Waktu terus berjalan. Gandrung mencari perahu Nabi Nuh, seperti hilang ditelan waktu. Hingga pada tahun 1959, Ilham Durupinan, seorang pilot Turky Airforce anggota pasukan NATO mengadadakan pemotretan udara di Gunung Ararat perbatasan Irak, melihat dari rekaman hasil pemotretannya itu “benda asing” dekat puncak salah satu gunung tertinggi di Turky itu, pada
ketinggian 15.500 kaki.

Karena merasa penasaran, para petinggi NATO di basis Turky memerintahkan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi dari Ohio University untuk memeriksa rekaman gambar pemotretan itu.

Setelah meneliti secara seksama, akhirnya disimpulkan bahwa “benda asing” di puncak Ararat itu adalah “perahu“. Ya formasi perahu, yang diduga merupakan peninggalan Nabi Nuh, yang selama ini banyak dicari
para ahli.

Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September tahun 1960.

Pada tahun 1990, Ron Wyat bersama Dr. David Fasold, ahli geologi AS, membawa perlengkapan cangggih, di antaranya metal detector dan geo radar menjejak kembali koordinat tempat yang disinyalir ada formasi perahu Nuh.

Selama empat tahun berturut-turut, ia melakukan penelitian secara detil dan seksama, baik di formasi perahu maupun daerah sekelilingnya, untuk mencari bukti-bukti peradaban setelah dunia itu musnah. Dalam perjalanan kali ini, ia menemukan sebelas batu pipih berlubang, yang rata-rata berat antara empat hingga 10 ton. Batu-batu ini diindikasikan Wyat adalah, sebagai pemberat kapal agar tidak oleng oleh tiupan angin kencang.

Sementara itu dari hasil pengamatan peralatan canggihnya, David Fasold, memperoleh indikasi bahwa batuan formasi perahu yang ditemukannya itu adalah kayu yang sudah berubah menjadi fosil. Pada beberapa lokasi, juga terdapat konsentrasi logam, yang diduga merupakan pengikat balok.

Hasil deteksi dari geo-radarnya, mengindikasikan bahwa di bawah fosil formasi perahu itu ada ruangan yang diduga adalah kamar-kamar. Namun formasi itu, hanya muncul sepertiganya. Diduga pada waktu itu,kemungkinan memang terdampar pada lumpur, sehingga sebagian dari badan kapal, hingga saat ini masih terbenam, yang sekarang setelah ribuan tahun semuanya telah berubah menjadi karang.

Gene Collins, dari Departemen Ilmu Geologi AS, yang tidak percaya begitu saja kepada laporan David Fasold, pada penghujung tahun 2000 bersama satu tim yang terdiri dari 12 orang berbagai disiplin ilmu juga berangkat ke lokasi yang diduga merupakan tempat terdamparnya perahu raksasa Nabi Nuh.

Berangkat bersama tim itu, juga ahli Geologi Kelautan Dr. Robert Balard, yang telah sukses dalam menemukan bangkai Titanic,Istana Cleopatra, dan Benua yang hilang Atlantis.

Menurut Collins, formasi fosil perahu itu diduga kuat adalah benar perahu Nabi Nuh AS. Karena dengan berbagai dalih apa pun, tidak mungkin ada benda asing yang diduga perahu yang sudah memfosil berada pada ketinggian 15.500 kaki tanpa sesuatu sebab. Fosil perahu yang ditemukan itu, merupakan nenek moyang perahu bangsa Sumeria.

Dari uji karbon di sekitar lokasi perahu, ternyata mengandung 4,95 % karbon dan pada beberapa lokasi terdapat kandungan besi yang cukup banyak dari segi tingginya kandungan karbon, hal ini berarti karbon itu berasal dari kayu yang sudah membatu. Padahal di lokasi lain, kandungan karbonnya hanya 1,88% saja yang biasa diperoleh dari kandungan tanah biasa.

Harold Cofins, ahli geologi Tim yang juga bertindak sebagai jurubicara Tim mengungkapkan, bahwa perahu itu terbuat dari kayu species “Sigilata” yang telah diawetkan dengan sejenis ter. Species kayu ini sejenis kayu raksasa, yang kini sudah punah dari muka bumi.
Menurut para ahli biologi kehutanan, kayu jenis ini memiliki keluarga sekitar 200 species, yang beberapa di antaranya masih hidup di Amerika Utara, Pategonia dan Australia.

Tentang masalah banjirnya sendiri, Dr. Balard mengungkapkan bahwa dari bukti-bukti yang ada di ketinggian itu banjir be sar pernah melanda bumi pada 10.000 tahun yl, dan air sempat mencapai ketinggian lebih dari 15.000 kaki.

Untuk mencapai posisi seperti saat ini – hingga munculnya benua-benua dan pulau-pulau – katanya memakan waktu hingga 7.500 tahun.


Kisah Seseorang yang Masuk Surga Tetapi Belum Pernah Shalat dan Sujud


Kita sebagai umat Islam sangat wajib untuk mendirikan shalat dan melaksanakan kewajiban itu dengan ikhlas, karena shalat itu merupakan salah satu tiang agama dan kunci utama untuk masuk surga.

Bahkan, ketika hari perhitungan amal tiba maka amal yang pertama kali ditanya pada saat itu adalah shalat. Maka barangsiapa yang baik shalatnya dan baik segala amalnya maka ia pasti akan masuk kedalam surga.

Namun tahukah Anda bahwa ada sebuah kisah yang mengatakan bahwa ada seorang ahli surga tetapi ia belum pernah mengerjakan shalat dan sujud sama sekali dalam hidupnya hingga ia meninggal dunia?

Inilah salah satu bentuk kuasa dan kehendak Allah SWT atas segala sesuatu, mungkin menurut pandangan kita hal itu tidaklah mungkin terjadi, namun kisah ini memang benar adanya. Dan beginilah kisah seseorang tersebut.

Orang tersebut bernama Ushairim, dia adalah seseorang dari Bani Abdul Asyhal yang beruntung tersebut. Pada mulanya, ia tidak pernah pernah tertarik kepada Islam dan ia juga enggan menerima kebenaran akan Islam.

Namun, ketika perang Uhud berkecambuk ia mendapatkan hidayah dari Allah, dia datang menemui Rasulullah dan ia mengatakan bahwa dia ingin masuk Islam dan ikut berperang bersama Rasulullah. Pada saat itu juga ia bersyahadat, ia barsaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.

Setelah itu ia pun langsung mengambil pedangnya dan berangkat berperang bersama Rasulullah, ia berperang dengan penuh semangat hingga pada akhirnya ia mengalami beberapa luka di bagian tubuhnya.

Kemudian setelah perang tersebut selesai, beberapa orang dari Bani Abdul Asyhal datang untuk melihat para korban dalam perang ini. Kemudian mereka terkejut karena menemukan Ushairim dalam medan perang dan penuh luka.

Kemudian mereka bertanya kepada Ushairim, "Wahai Amr (Ushairim), apa yang menyebabkanmu berada di sini; karena setia kepada kaummu ataukah simpati kepada Islam?" kemudian ia menjawab, "Karena cintaku terhadap Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian aku angkat senjataku dan aku berperang, sehingga aku terluka seperti ini.".

Tak lama kemudian Ushairim akhirnya meninggal dunia, kemudian kabar kematian Ushairim sampai kepada Rasulullah, dan beliau bersabda: "Sungguh dia termasuk penghuni surga."

Kisah ini bersumber dari riwayat Ibnu Sufyan maula Ibnu Abi Ahmad bahwa Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meminta kepada para sahabat dan berkata, "Ceritakan kepadaku mengenai kisah seseorang yang masuk Surga padahal belum pernah shalat sekali pun sepanjang hidupnya!", namun diantara mereka tidak ada yang mengetahuinya.

Akan tetapi para sahabat balik bertanya, "Siapakah dia?" Abu Hurairah menjawab, "Ushairim Bani Abdul Asyhal 'Amr bin Tsabit bin Waqsy."

Al-Hushain berkata, "Aku bertanya kepada Mahmud bagaimana kehidupan Ushairim sebelumnya?" Mahmud menjawab, "Sebelumnya dia enggan memeluk Islam sebagaimana kaumnya, namun kemudian ia masuk Islam.

Ketika terjadi peperangan Uhud yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga berada dalam peperangan tersebut, ia ingin memeluk Islam dan ia pun lantas masuk Islam. Setelah itu, ia mengambil pedang dan berangkat menuju medan perang. Dia menyerang dan memberikan perlawanan sehingga terluka di beberapa bagian tubuhnya.

Tatkala orang-orang dari Bani Abdul Asyhal mencari para korban dalam peperangan ini, mereka mendapati Ushairim. Mereka bertanya, 'Ini jasad Ushairim, apa yang menyebabkan dia datang dalam peperangan ini? Bukankah dia tidak berkenan ikut serta dalam peperangan ini?'

Mereka mempertanyakan status Ushairim sehingga berada dalam pertempuran ini, 'Wahai Amr, apa yang menyebabkan kamu berada di sini. Karena setia kepada kaummu ataukah simpati kepada Islam?'

Amr menjawab, 'Karena cintaku terhadap Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian aku angkat senjataku dan aku berperang, sehingga keadaanku seperti ini.' Ushairim meninggal dunia di tengah-tengah kaumnya, kemudian mereka memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya dia termasuk penghuni Surga'."

Sungguh betapa beruntungnya Ushairim yang disaat-saat terakhir hidupnya ia mendapatkan hidayah Allah dan memilih jalan yang benar. Hingga pada akhirnya ia menjadi ahli surga meskipun belum pernah bersujud sama sekali kepada Allah SWT, inilah kehendak Allah.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda semua, dan mohon maaf apabila ada kesalahan.Kisah Seseorang yang Masuk Surga Tetapi Belum Pernah Shalat dan Sujud

Siapa yang Menciptakan Allah? Lihat Jawaban Pemuda Ini


Allah merupakan Tuhan semesta alam, Dia-lah yang menciptakan jagad raya ini beserta makhluk-makhluk di dalamnya. Semua makhluk yang diciptakan Allah wajib tunduk kepada perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena diberikan akal sehat untuk berfikir, namun akal atau pengetahuan yang diberikan oleh Allah kepada manusia sangatlah sedikit. Sehingga kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang sangat jauh dari kemampuan akal kita seperti menanyakan hal-hal yang sangat mustahil untuk diketahui oleh kemampuan akal manusia misal menanyakan 'Siapa yang menciptakan Allah?, bagaimana rupa atau wujud Allah?' dan lain sebagainya karena hal itu sangatlah mustahil untuk dicapai oleh akal manusia.


Seperti kisah berikut ini yang mengkisahkan seorang Ateis (orang yang tidak percaya akan eksistensi Tuhan), pada suatu hari ada seorang ateis yang memasuki sebuah masjid. Kemudian dia mengajukan tiga buah pertanyaan tapi dengan syarat harus dijawab menggunakan akal, artinya pertanyaan yang dia ajukan tidak boleh dijawab dengan dalil.

Karena orang ateis memang selalu mengukur segala sesuatunya itu menggunakan akal atau bukti-bukti ilmiah dan mereka beranggapan bahwa dalil-dalil hanya dipercaya oleh pengikutnya saja sedangkan dia orang yang tidak percaya dengan Tuhan, oleh karena itu ia memberikan syarat agar pertanyaannya tidak boleh dijawab menggunakan dalil.

Kemudian ia menantang orang-orang yang ada di masjid itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya yaitu:

Siapa yang menciptakan Allah? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada penciptanya? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?
Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air? Bukankah itu janji Allah di Surga?
Ini pertanyaan terakhir, kalau Iblis itu terbuat dari api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka? Bukankah neraka juga dari api?

Mendengar pertanyaan dari sang ateis tersebut, tak ada seorang jamaah mampu menjawab pertanyaan tersebut kecuali salah seorang pemuda, ia kemudian menjawab 3 pertanyaan ateis itu satu persatu. Dan beginilh jawabannya:

Jawaban untuk pertanyaan pertama:

Pemuda: "Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal? Sebagaimana angka 2 adalah hasil dari 1+1 atau 4 yang berasal dari 2+2?" ateis tersebut hanya bisa terdiam tanpa memberikan jawaban, lalu pemuda itu melanjutkan, "Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal, dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa yang membuatmu sulit untuk memahami bahwa Allah itu Dzat Maha Tunggal yangg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan?"

Jawaban untuk pertanyaan kedua:

Pemuda tersebut berkata: "Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika di dalam perut ibu kita semua makan? apakah kita juga minum? kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu? Jika engkau dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa yang membuatmu sulit untuk percaya bahwa di Surga kelak kita akan makan dan minum juga tanpa buang air?"

Jawaban untuk pertanyaan ketiga:

Ketika menjawab pertanyaan ketiga, pemuda tersebut tiba-tiba menampar ateis tersebut dengan sangat keras, ateis tersebut pun merasa kesakitan dan marah-marah kepada pemuda tersebut.

Lalu pemuda tersebut berkata: "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah, dan pipi-mu juga terbuat dari kulit dari tanah juga, lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana bisa engkau merasa kesakitan ketika saya menamparmu? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama, sebagaimana Iblis (setan) dan api neraka?" Ateis tersebut hanya bisa terdiam dan tertunduk tanpa bisa membantah apapun.

Kisah ini mengajarkan kepada kita semua bahwasanya tidak semua pertanyaan yang terkesan mencela dan merendahkan Islam harus dihadapi dengan kekerasan. Justru kita harus menghadapi hal-hal seperti itu dengan ilmu, seperti pemuda tadi yang dengan cerdas mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bagi kita pertanyaan tersebut sangatlah sulit untuk dijawab.

Itulah salah satu contoh pemuda Islam yang memiliki budi pekerti yang tinggi dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Lalu siapakah pemuda yang menjawab pertanyaan tadi? ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Imam Abu Hanifah Rahimahullahu ketika beliau masih muda. Semoga kisah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, aamiin.

Saturday, April 9, 2016

Rajanya para wali Syaikh Abdul Qodir Jailani



Rajanya para wali Syaikh Abdul Qodir Jailani. Siapakah dari kaum muslimin saat ini yang tidak mengenal sosok ulama besar Syaikh Abdul Qodir Jaelani?

Nama yang sudah mashur dan dikenal oleh para santri di pondok-pondok pesantren, bahkan dari kalangan masyarakat awampun sosok dan nama Syaikh Abdul Qodir Jailani sudah tidak asing lagi di telinga mereka.

Kemasyhuran nama beliau ini disebabkan karena keutamaan dan jasa-jasa beliau terhadap umat dalam menyebarkan dan membela aqidah ahlus sunnah wal jama’ah (hal ini bisa dilihat dalam kitabnya yang terkenal “Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq”, bahkan beliau pun telah membantah dengan tegas terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah).

Sehingga tidaklah mengherankan jika nama Syaikh Abdul Qodir Jailani disanjung dan dicintai oleh kaum muslimin, sampai saat sekarang ini. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan salafush shalih, lahir di Baghdad pada tahun 470H, tepatnya di kota Jailan, karenanya di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani. Allah telah memberikan keberkahan dan karomah kepadanya karena keimanan dan ketakwaannya. Hanya saja sebagian dari kaum muslimin yang ghuluw (berlebih-lebih) dalam mengagungkan Syaikh Abdul Qodir Jailani telah membuat kedustaan-kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran dan keyakinan-keyakinan yang menyelisihi ajaran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Sebagaimana kedustaan-kedustaan atas nama Syaikh Abdul Qodir Jailani ini telah tersebar di Indonesia yang dikemas dalam suatu acara atau budaya ritual yang dikenal dengan nama “manaqiban”.

“Manaqiban” adalah pembacaan autobiografi (riwayat hidup) Syaikh Abdul Qodir Jailani untuk mengenang beliau dan mengambil hikmah dari kisah-kisah ritual yang beliau alami dimasa hidupnya.

Kegiatan ini sudah menjadi acara tradisi yang dianggap oleh mereka sebagai bentuk jalinan kecintaan untuk terus-menerus menyambung tali silaturahmi dengan Syaikh Abdul Qadir al Jailani yang dikenal dikalangan mereka dengan “shulthonul auliya” (Rajanya para wali).

Banyak sekali kisah-kisah palsu tentang karomah-karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani dalam manaqiban yang sering mereka baca, diantaranya adalah, kisah Syaikh Abdul Qodir Jailani menghidupkan ayam yang telah mati, merebut ruh yang telah dicabut oleh malakul maut di atas langit dan dikembalikan kejasadnya semula, berdialog dengan kambing dll, semua kisah-kisah dusta tsb mereka konsumsi mentah-mentah dan diyakini kebenarannya, lebih dari itu mereka memiliki anggapan bahwa “Syaikh Abdul Qodir Jailani derajatnya berada di atas Nabi Muhammad shalallohu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana halnya (menurut mereka) bahwa Khidir yang menjadi wali Allah  memiliki kedudukan, wawasan dan ilmu yang lebih tinggi dari pada Musa yang menjadi Rasul Allah.

Sungguh argumen yang sangat keliru, karena bertentangan dengan dalil-dalil syar’i yang menyatakan bahwa Muhammad shalallohu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin para nabi dan rasul, manusia yang paling mulya di sisi Allah dari seluruh manusia dan makhluk lainnya.

Ada juga sebagian mereka yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam berdo’a kepada Allah, mereka beranggapan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kecuali dengan perantaraan Syaikh Abdul Qodir Jailani. Perbuatan ini merupakan salah satu dari yang membatalkan keislaman seorang muslim menurut kesepakatan para ulama (ijma’), berdasarkan firman Allah di dalam al quran,

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (az zumar:3)

Berikut adalah kutipan dari ucapan seorang mursyid (pembimbing) di acara manaqiban suryalaya Tasikmalaya,

“Meskipun didalam manaqiban terdapat bermacam-macam karomah Syaikh Abdul Qodur Jailani yang berada diluar kebiasaan manusia, kita harus percaya dan jangan ragu-ragu, karena itulah karomah. Di dalam al-Qur’anpun bermacam-macam keluarbiasaan dari seorang manusia yang telah dimuliakan oleh Allah bisa kita baca seperti dalam kisah Ashabul Kahfi, kisah Siti Maryam dan lain-lain. Mereka bukanlah Rasul yang diberikan mu’jizat tapi hanya seorang yang telah dimuliakan oleh Allah dengan karomahnya. Syaikh ‘Abdul Qodir Jailani mengatakan, barang siapa yang ingin berhubungan denganku, ingin aku sampaikan kepada Allah permohonanmu, maka ucapkanlah : Bismillaahi, ‘alaa niyyati sayyidi syekh ‘abdul Qodir Jailani.” (Suatu pendustaan yang mengatas namakan syaikh Abdul Qodir Jailani).

Sama halnya dengan orang yang langsung meminta (berdo’a) kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani untuk dihilangkan kesempitan dan dipenuhi segala kebutuhannya. Inipun bentuk pendholiman kepada Allah Ta’ala, karena doa adalah ibadah sedangkan ibadah itu tidak boleh diperuntukkan kecuali hanya untuk Allah Ta’ala. Maka ketika meminta (berdoa) kepada selain Allah berarti itu adalah syririk dan pendholiman yang paling agung. Allah berfirman, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (Ghafir:60).

Selain itu, merekapun senang memajang gambar syaikh Abdul Qodir Jailani di setiap tempat penting/utama, karena mereka meyakini “ada keberkahan dari gambar tsb”. Benarkah gambar yang mereka pajang itu, asli gambar Syaikh Abdul Qodir Jailani ataukah rekaan?(Itupun masih tanda tanya).

Rasulullah shalallohu alaihi wa sallam telah bersikap tegas dalam masalah ini, sebagaimana diriwiyatkan dari Aisyah Radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah masuk menuju saya dan saya menutup bilik dengan tirai tipis bergambar (dalam riwayat lain : menggantungkan tirai tipis bergambar kuda bersayap…), maka ketika beliau melihatnya, beliau -shalallohu ‘alaihi wa sallam- merobeknya dan dengan wajah merah padam, beliau bersabda , “Hai Aisyah, manusia yang paling keras disiksa di Hari Kiamat adalah mereka yang meniru ciptaan Allah.” Kata Aisyah: “Maka kami memotong-motongnya lalu menjadikannya satu atau dua bantal.” (Bukhori & Muslim).

Dalam riwayat yang lain dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar” (HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim).”

al hasil, mereka lebih senang merutinkan membaca “manaqiban” (kisah-kisah dusta) daripada membaca Al quran (kalam Allah) yang mulya, sesungguhnya syetan secara perlahan-lahan telah menggiring mereka untuk meninggalkan Al quran dan sunnah serta menjadikan “manaqiban” sebagai pijakan hidup dan aqidah mereka.  Sungguh realita yang sangat menyedihkan sekali. Nas alulloha alhidayata wattaufiqo.

Penulis  Deden Wahyudin, S.Pd.I

Kisah Sejarah Syeh Siti Jenar Yang Sebenarnya


SEJARAH SYEH SITI JENAR

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo

Walisongo berarti Sembilan orang Wali


Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.

Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

Maulana Malik Ibrahim (1)
 Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Ampel (2)
 Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang) Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M. Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.” Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Sunan Giri (3)
 Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma). Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri. Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.

Sunan Bonang (4)
 Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha.
Ia kemudian menetap di Bonang -desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit.

Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban.

Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.

Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.

Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.

Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa

Sunan Kalijaga (5)
 Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga. Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.

Sunan Gunung Jati (6)
 Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii). Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan. Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

Sunan Drajat (7)
 Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan. Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.

Sunan Kudus (8)
 Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.

Sunan Muria (9)

Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

Friday, April 8, 2016

Misteri Kedatangan Nabi Isa dan Imam Mahdi


Dajjal tidak akan muncul sebelum kedatangan Imam Mahdi. Dalam berbagai hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan sosok Imam Al-Mahdi yang berasal dari keturunannya.

“Bila tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari –Za’idah (salah seorang rawi) mengatakan dalam haditsnya- tentu Allah akan panjangkan hari tersebut, sehingga Allah utus padanya seorang lelaki dariku –atau dari keluargaku-. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan Shahih, HR. Abu Dawud)

Sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam maka Imam Mahdi bernama Muhammad atau Ahmad dengan ayah bernama Abdullah. Sifat fisik Imam Mahdi seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian depan atau dahinya lebar, hidungnya mancung ujungnya tajam bagian tengahnya agak naik, secara sederhana bisa disimpulkan bahwa hidung Imam Mahdi tidak pesek.


Imam Mahdi akan hidup dan memimpin dunia selama 7 atau 9 tahun, hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

“Akan datang pada umatku Al-Mahdi, bila masanya pendek maka 7 tahun kalau tidak maka 9 tahun.” (HR. Ibnu Majjah)

Selama masa kepemimpinan Imam Mahdi maka kaum muslimin akan hidup bertabur nikmat dan rezeki dari Allah Subhanahu  wa Ta’ala. Kedatangan Imam Mahdi pada dasarnya akan mempersatukan kaum muslimin yang terpecah dan berkelompok-kelompok. Dan setelah mampu mempersatukan kaum muslimin maka imam Al-Mahdi menegakan negara Islam dalam satu bendera. Imam Mahdi didalam kalangan penganut Syiah di yakini dengan Imam yang kedua belas. Imam Mahdi sejatinya telah turun di tahun 356 H namun kaum syiah percaya bahwa Allah Subhanahu  wa Ta’ala menyembunyikan Imam Mahdi secara ghaib dan akan memunculkannya pada saatnya nanti.

Jihad Al-Mahdi dan Pasukannya

Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji jihad fi sabilillah, dan memerdekakan negeri-negeri Islam yang dikuasai oleh kaum kafir. Imam mahdi akan memimpin berbagai peperangan, yang dimulai dari jazirah Arab, kemudian berlanjut ke negeri Persia, dan negeri Rum. Allah memberinya kemenangan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan:


“Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)

Al-Mahdi didukung oleh ‘Thaiyfah Mansyurah’ mereka adalah pasukan Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana generasi awal umat Islam. Pasukan pembela Al-Mahdi ini disebut ‘Ashabu Rayati Sud’ mereka memegang panji-panji hitam seperti bendera hitam yang dibawa oleh pasukan Rasulullah. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Akan keluar suatu kaum dari  arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al-Mahdi,” dalam hadits lain disebutkan dari Khurasan “Akan keluar beberapa bendera hitam tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu di tegakkan di Baitul Maqdis.”

‘Ashabu Rayati Sud’ muncul saat kematian raja Saudi yang kemudian dilanjutkan dengan pertikaian 3 putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah. Seorang analisis politik Timur Tengah, Tony Carter, menilai pemerintah Arab Saudi kini tengah berada di dalam perpecahan. Sepeninggalan Raja Fath, kekuasaan Arab Saudi terpecah pada empat orang pangeran. Dan setelah raja Abdullah berkuasa sebagian kekuasaan politik masih tetap dipegang oleh pangeran Nayev, pangeran Sultan dan pangeran Salman. Diperkirakan setelah raja Abdullah wafat, perseteruan antara 3 pangeran Arab akan makin memuncak. Apakah skenario ini persis seperti Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,

“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur. Lantas mereka memerangi kamu (bangsa Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelumnya. Maka ketika kalian melihatnnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)

Siapakah sesungguhnya kelompok pembela Al-Mahdi yang disebut ‘Ashabu Rayati Sud’ ini?

Ketika turun Surat Muhammad ayat 38 yang mengabarkan bahwa bangsa Arab suatu saat akan berpaling dari Rasulullah,

“… Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (QS: Muhammad: 47: 38)

Para sahabat saat itu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Jika kita berpaling, maka siapakah yang akan menggantikan tempat kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah keatas bahu Salman Al-Farisi dan bersabda, “Ia dan kaumnya yang akan menggantikanmu. Demi Dzat yang jiwa yang berada dalam genggamannya. Jika agama ini bertaburan di Suraya maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangya.”

Bangsa Persia kini tersebar selain di Iran, juga di Iraq, Afghanistan, dan Pakistan. Dalam hadits lain Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutnya sebagai bani Ishaq atau keturunan Ish atau putra Nabi Ishaq dan keturunan dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Merekalah yang akan menggantikan penduduk asli Madinah yang menjadi pendukung Al-Mahdi. Merekalah yang disebut oleh nabi yang akan bertempur dengan bangsa Rum dalam peperangan yang dahsyat, dan memenangkannya.

Sebagian dari ulama menilai kelompok Taliban di Afghanistan yang saat ini ditakuti oleh pasukan Amerika Serikat menjadi cikal bakal kelompok Al-Mahdi. Meskipun kaum muslim fundamentalis ini sering dirusak citranya oleh media barat. Namun karakter dan kehidupan mereka dianggap lebih cocok sebagai kaum militan yang teguh, menegakkan ajaran Islam secara utuh. Mereka juga memiliki keahlian tempur yang hebat. Sebagai bekal menjadi pasukan Al-Mahdi. Pandangan ini belum tentu benar, tapi belum tentu salah juga. Hanya Allah yang maha Tahu. Siapakah kaum yang paling berhak menjadi pembela Al-Mahdi. Wallahu a’lam.

Misteri Nabi Isa di akhir Zaman

Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam menjadi salah satu tanda besar makin dekatnya Kiamat. Ada sekitar 33 hadits Shahih bahkan sebagian dari ahli hadits mengatakan jumlahnya sekitar 90 hadits tentang kedatangan Nabi Isa pada akhir zaman. Dalam sebuah hadits:

“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’ (Al-Mannaratul Baidha’) di Damsyik (Damaskus) bagian timur,” (HR. Thabrani dari Aus bin Aus)

Dalam hadits lain disebutkan “Ia mengenakan 2 potong baju yang di celup ja’faran dan waros dan meletakan kedua telapak tangan diatas sayap-sayap 2 malaikat. Jika dia menundukan kepalanya maka akan menetes jika dia mengangkatnya turunlah air seperti mutiara. Maka tiada seorang kafir pun yang akan mencium aroma nafasnya kecuali dia mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.”

Saat turun Nabi Isa ikut mendirikan shalat bersama Imam Mahdi. Imam Mahdi kemudian berkata “Majulah wahai Rahullah jadilah imam.” Nabi Isa menjawab, “Tidak diantara kalian ada pemimpin yang telah dimuliakan oleh Allah  dalam umat ini.” Nabi Isa turun kebumi tidak membawa syariat baru tapi melanjutkan syariat Nabi Muhammad untuk menegakan agama tauhid dan meluruskan kaumnya yang menyembahnya sebagai Tuhan.

Nabi Isa bersama pasukan Al-Mahdi berhasil menaklukan Roma kemudian membunuh babi dan memecah salib. Sejak itulah umat Nasrani berbondong-bondong memeluk agama Islam kecuali kaum Yahudi. Pasukan Islam di dalam kepemimpinan Al-Mahdi dan Nabi Isa kemudian memerangi bangsa Yahudi. Inilah tanda-tanda kiamat yang paling besar sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan Yahudi. Maka kaum Muslimin membunuh mereka sampai Yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan Dan berkatalah batu dan pohon. Wahai muslim wahai hamba Allah ini Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia kecuali pohon Gorqhod karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim)

Bangsa Yahudi dipimpin Dajjal akan melakukan perlawanan. Inilah perang terbesar pada akhir Zaman. Dajjal bersama pasukan Yahudi akhirnya berhasil dikalahkan. Dalam sebuah riwayat, saat Dajjal melarikan diri dihadang oleh Nabi Isa ‘alaihis salaam,  badannya mendadak meleleh seperti lilin terkena api. Maka musnahlah Dajjal yang hidup di muka bumi lebih dari 4000 tahun. Setelah itu bumi akan diliputi keamanan dan kedamaian. Nabi Isa akan hidup di bumi selama 24 tahun menegakan keadilan dan kedamaian. Dalam hadits lain disebut selama 40 tahun. Nabi Isa kemudian wafat dan dimakamkan disamping makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Saat ini makam untuk Nabi Isa yang berada di mesjid Nabawi sudah disiapkan untuk menyambut nabiyullah ini.

Kebenaran Terjadinya Kiamat dengan Turunnya Nabi Isa a.s.

Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam ke muka bumi ini merupakan tanda yang jelas datangnya hari kiamat, Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf:

“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar adalah tanda bagi hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS: Az-Zukhruf: 43: 61)
Turunnya Nabi Isa juga kedatangan Al-Mahdi untuk menumpas Dajjal merupakan tanda-tanda akhir zaman yang wajib kita percayai. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. [Syahida.com]

Sumber: Khazanah Trans7


http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html